Air Permukaan – Pemahaman, Jenis, Bentuk, Acuan & Faedah


Air permukaan yakni air yang berkumpul pada sebuah permukaan tanah. Air jenis ini terbuka secara alami ke atmosfer bumi dan mampu berasal dari anutan sungai, bahari, danau, ataupun lahan lembap lainnya. Cadangan air ini dipengaruhi oleh faktor curah hujan yang kemudian masuk melalui resapan tanah dan penguapan.





Air permukaan merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk keperluan makhluk hidup, misalnya air minum, irigasi, hingga keperluan industri seperti tenaga thermoelectric untuk mendinginkan perlengkapan penghasil listrik.





Akan namun para ilmuwan mengatakan bahwa keseimbangan permukaan air harus dijaga semoga tidak terusik balasan pengambilan atau pemanfaaatan yang berlebihan.





Setiap mutu air permukaan dapat berbeda-beda secara substansial antara satu dan lainnya. Oleh alasannya adalah itu, pemanfaatannya harus melalui tahapan uji klinis untuk menentukan apakah air tersebut betul-betul aman untuk digunakan secara pribadi oleh makhluk hidup, terutama insan.






Pengertian Air Permukaan





Air permukaan ialah air alami yang belum menembus lapisan tanah bagian terbawah. Jenis air ini tidak seperti air tanah yang terdapat di lapisan akhir tanah atau telah meresap hingga ke permukaan bumi paling dasar. Contoh yang mampu kita temui secara pribadi ialah sungai, danau, lautan, dan juga lahan berair lainnya.





air permukaan




Sebagian besar air permukaan berasal dari curah hujan atau limpasan pada kawasan sekitarnya. Tidak semua limpasan ini berakhir di sungai, ada beberapa diantaranya yang menguap, beberapa diserap oleh tanaman, dan sebagian yang lain mengalir kembali ke tanah untuk mengisi ulang metode air tanah di sekitarnya atau meresap kembali ke dasar sungai.





Jenis Air Permukaan





Setidaknya ada tiga jenis air permukaan dengan penjelasan sebagai berikut:





1. Permanen (Perennial)





Air permukaan permanen merupakan perairan di permukaan yang senantiasa tersedia hampir di sepanjang tahun. Jenis ini lazimnya didapatkan dalam bentuk danau, mata air, sungai, ataupun rawa. Ketika suatu kawasan mengalami ekspresi dominan kemarau, maka permukaan air ini dipertahankan oleh bantuan air tanah.





2. Semi-Permanen (Ephemeral)





Air permukaan semi-permanen umumnya berupa perairan yang hanya mampu memuat air selama setahun. Jenis ini berupa anak sungai kecil, lubang air, laguna, atau tempat dataran rendah di beberapa zona kering.





3. Buatan Manusia (man made)





Sesuai dengan namanya, air permukaan buatan insan disimpan secara khusus dalam struktur bikinan. Contohnya ialah bendungan, danau, rawa, ataupun kolam pembuatan limbah.





Contoh Air Permukaan Permanen





Berdasarkan jenis-jenis yang sudah diterangkan di atas, berikut ini yakni penjelasan perihal acuan-acuan air permukaan permanen yang ada di lingkungan sekitar, antara lain:





1. Sungai





Seperti yang diketahui, sungai merupakan anutan air alami berbentukair tawar yang mengalir menuju samudera, laut, danau, ataupun sungai lain di sekitarnya. Pada beberapa masalah, sungai mengalir kembali masuk ke tanah dan pada kesannya menjadi kering diujungnya tanpa melewati genangan air yang lain.





daerah aliran sungai




Para jago berpendapat, sungai adalah bab dari siklus hidrologi. Umumnya, air sungai berasal dari hujan yang lewat cekungan drainase dari limpasan permukaan ataupun sumber lainnya, seperti mata air, pelepasan air yang tersimpan di dalam es alami, kantong salju, ataupun air tanah.





Studi ilmiah yang fokus kepada sungai ialah potamologi. Umumnya, sebagian besar kota besar di dunia selalu berada tepat di tepi sungai. Hal tersebut disebabkan alasannya adalah sungai sering dijadikan sumber utama air demi menerima makanan ataupun jalur transportasi.





Sungai juga sering dijadikan perbatasan sebuah kawasan, ukuran pertahanan, sumber tenaga air untuk menggerakkan mesin, dan beragam keperluan mendasar yang lain.





2. Danau





Danau yakni badan air yang dikelilingi oleh daratan luas di sekitarnya. Jutaan danau tersebar di seluruh permukaan bumi. Danau juga mampu didapatkan di setiap benua dan aneka macam jenis lingkungan, seperti gunung, gurun, dataran tinggi, sampai pantai.





danau kelimutu




Sebagian besar orang bahkan sering mengartikan danau sebagai air yang diisi air. Area ini terlokalisasi dalam cekungan yang dikeliling tanah terlepas dari outlet lain yang berfungsi untuk mengairi ataupun mengeringkan danau tersebut.





Danau senantiasa terletak di daratan dan tidak menjadi bab dari lautan. Oleh sebab itu, danau berlainan dengan laguna, bahkan jauh lebih besar dan dalam ketimbang bak meski tidak ada definisi resmi ataupun ilmiah wacana jenis air permukaan permanen ini. Perbedaan danau dan sungai cukup kontras, salah satunya ialah air yang terdapat di danau tidak mengalir mirip air sungai.





Danau alami umumnya didapatkan di zona retakan, pegunungan, ataupun kawasan dengan penipisan berkelanjutan. Sementara danau lainnya ditemukan pada cekungan endorheic atau endorheic basins.





Selain danau alami, ada juga danau bikinan yang memang sengaja dibangun untuk kebutuhan industri ataupun pertanian, pembangkit listrik tenaga air, pasokan air rumah tangga, hingga untuk tujuan estetika.





3. Rawa





Rawa diketahui selaku lahan lembap yang sekilas terlihat seperti hutan belantara. Tak sedikit rawa yang terbentuk di sekeliling sungai besar di mana rawa-rawa ini sungguh bergantung pada fluktuasi ketinggian air alami. Sementara itu, ada juga beberapa rawa lain yang muncul di tepi danau besar.





rawa gambut




Sebagian rawa mempunyai tonjolan lahan kering yang ditutupi oleh vegetasi air atau vegetasi yang memang masih mentolerir genangan periodik atau saturasi tanah.





Rawa dikenal mempunyai karakteristik air yang bergerak lambat ke arah air yang tergenang. Biasanya, air di dalam rawa berbentukair tawar, air bahari, ataupun air payau. Beberapa rawa paling besar dan terpopuler di dunia ditemukan di sepanjang sungai besar, seperti Kongo, Mississippi, dan Sungai Amazon yang terkenal diseluruh dunia.  





Secara tradisional, rawa memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah. Apalagi kalau daripada padang rumput, ladang, ataupun hutan. Sebab, rawa mempunyai reputasi selaku tanah tidak produktif yang tidak bisa digunakan secara gampang oleh manusia. Misalnya, para petani harus mengeringkan rawa terlebih dahulu untuk mampu menerima lebih banyak lahan yang akan digunakan untuk menanam tumbuhan.





Tak sedikit masyarakat yang pada jadinya menyadari peran rawa begitu penting untuk ketersediaan air higienis dan juga oksigen. Bahkan, rawa juga dikenal selaku salah satu habitat atau kawasan berkembang biak bagi banyak spesies makhluk hidup lainnya.  


Comments

Popular posts from this blog

Burung Terucuk – Taksonomi, Morfologi, Habitat, Reproduksi & Pakan